...
Dan mereka mesti realistis : menerima dengan hati yang lapang bahwa
suami mereka bukan anggota dewan yang sehari-hari duduk manis, asyik
berdebat dan berwacana saja, tetapi gajinya puluhan juta rupiah.
Perempuan-perempuan itu selalu begitu adanya. Seragam yang sama,
rutinitas yang tak berbeda. Setiap hari.
...
Dan perempuan yang saya terakan di atas adalah perempuan yang merasa
perlu bekerja, yang membuat kita mafhum bahwa laku mereka sungguh
mulia.
#A. Muaz, dlm Hidayah edisi Mei 2012, hal 190-192
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejak Anda di sini!