...
aku melihatnya,
adikku,
aku menganggapnya adikku. Ran.
dia, sendirian, bercanda bersama beberapa teman putra.
ah, omong kosong, tidak ada pria baik-baik yang mengajak teman
wanitanya kelayapan sampai selarut ini. Jam 11 malam.
besok dia sekolah.
aku turun dari motorku, berjalan agak cepat, dan fokus hanya kepada
dia. Kuabaikan teman-temannya.
efek kejut ini semoga berhasil.
mbak Ran, ayo pulang. Udah jam segini kan, kasian papa mama nyariin.
dia kaget. Kerumunan langsung hening.
dia hanya diam. Teman-teman putranya mulai kasak-kusuk.
aq ulangi ajakanku. Aku tidak rela adikku, bermain sampai selarut ini.
Tidak sehat.
tidak ada reaksi. Lalu dengan hati berdebar, aku berucap,
ayo pulang mbak Ran, atau aku harus berkelahi dulu dengan
teman-temanmu agar kau bisa kuajak pulang?
mendadak hening. Dan dia mau kuajak pulang, dalam diam.
aku mengekornya, dia naik motor sendiri.
kupastikan dia sudah masuk ke rumahnya, baru aku pulang ke rumahku, rw sebelah.
fiuuh, aku tidak tahu, hanya tidak rela, mereka main-main sampai malam.
Mereka harusnya belajar.
mereka besok sekolah.
pulanglah.
#untuk adik-adikku, ngajinya diperbaiki ya, eman-eman :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejak Anda di sini!