Di suatu kesempatan. Seorang tokoh agama Islam sedang diwawancarai. Topiknya seputar isu-isu keislaman. Isu yang gak habis digali, diwacanakan, dilempar, dibakar, dan tentu saja, sensitif.
Sampai sewaktu membicarakan fatwa menyimpang terhadap beberapa kelompok, ada wartawan yang merasa tersinggung.
"Pak, kelompok kami tidak menyimpang, masih mengakui Nabi, masih menjadikannya sebagai teladan"
Tokoh tersebut menjawab :
"Apakah di kelompok Anda, seorang pria atau wanita boleh menikah dengan orang di luar kelompok?"
"Tidak boleh"
"Apakah Nabi melakukannya?"
Wartawan tersebut terdiam.
Ya, karena jawabnya sudah jelas, dan artinya, bertentangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan jejak Anda di sini!